Sarang burung walet kwalitas satu atau Balcon siap export |
Wahyudin
Husein, Ketua Asosiasi Peternak pengusaha Sarang Burung Walet Indonesia
(APPSWI), mengatakan, terkatung-katungnya ekspor sarang burung walet
karena pengetatan dilakukan pemerintah China yang mewajibkan perdagangan walet
harus melalui negara ke tiga antara lain Singapura, Hongkong,
Amerika Serikat, Canada dan Malaysia.
harus melalui negara ke tiga antara lain Singapura, Hongkong,
Amerika Serikat, Canada dan Malaysia.
“Hal ini
seharusnya menjadi perhatian pemerintah, mengapa Indonesia yang merupakan
produsen walet terbesar di dunia, belum bisa mengekspor secara langsung hasil
produksinya langsung ke China. Jika ini dibiarkan akan berimbas pada para
pengusaha sarang burung walet yang akan mengalami kerugian besar, bahkan kolaps,”ujarnya
Selanjutnya,
terang Wahyudin, meskipun kemudahan telah diberikan kepada pelaku usaha
ekspor-impor pasca pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas Indonesia, China
dan Asean (ACFTA), namun nyatanya para pengusaha ekspor sarang burung walet
tidak merasakannya.
Jika
kesepakatan bilateral antara kedua belah pihak tidak segera dilakukan, Wahyudin
mengkhawatirkan akan terjadi dampak sosial dan terjadi suasana yang
kurang kondusif antar eksportir, pengepul dan petani.
Sementara
itu menyikapi situasi pasar seperti di atas, kalangan peternak/petani walet
justru menahan hasil produksinya untuk tidak dilempar ke pasar. Pasalnya,
kondisi tersebut telah membuat harga sarang burung walet merosot tajam.
Budiyono,
salah seorang petani sarang burung walet menyatakan, dia dan para petani yang
lainnya berkomitmen untuk tidak menjual barang produksinya terlebih dahulu ke
pasar. “Harga sarang burung walet merosot tajam sekitar 50%, akibat kasus itu.
Jika awalnya per kilogram harga sarang burung walet Rp 12 juta, sekarang
hanya tinggal Rp 4-6 juta per kilogram. Padahal harga sarang walet di China
masih stabil berkisar antara Rp18–Rp 22,5 juta/kg,” terangnya saat di
konfirmasi .
Kalangan
petani walet minta Pemerintah segera turun tangan mengatasi kondisi tersebut.
Jika kondisi tersebut terus berlanjut, kami para petani akan terus merugi dan
gulung tikar, lanjut Budi.
POLITIK
DAGANG CHINA
Sementara
Kamar Dagang dan Industri Jawa (Kadin) Jawa Timur menilai, pengetatan
impor sarang burung walet oleh China merupakan upaya politis. Pengurus
Kompartemen Pertanian Kadin Jatim, Budy Setyo menegaskan, sejauh ini ekspor
sarang walet ke negara lain tidak mengalami masalah. Hanya saja dengan China
perdagangan sarang walet dipermainkan karena adanya upaya politik perdagangan
yang dilakukan oleh China.
“China telah melakukan politik perdagangan.
Kalau mereka butuh kita dirayu untuk mendapatkan komoditi ini, tapi setelah
mereka mendapatkan komoditi dari negara lain, maka mereka tidak membutuhkan
kami dan kami dipermainkan,”katanya.
Menurutnya, ekspor walet tidak hanya ke China.
Sebab potensi ekspor sarang burung walet ke negara lain masih besar,
diantaranya adalah pasar Hongkong, Eropa dan Amerika. Namun, dia berharap agar
pemerintah bisa melakukan kompromi dengan negara lain supaya unsur politis
perdagangan internasional bisa dihindari.
Menurutnya, potensi ekspor sarang burung walet
masih besar. Hanya saja dia mengakui pengusaha walet di Jawa Timur tidak secara
kontinyu bisa memenuhi permintaan pasar internasional karena produksi sarang
walet terus menurun.
Kondisi itu disebabkan oleh adanya polusi yang
dapat mengurangi keberadaan sarang walet. Selain itu, gangguan mahluk asing
yang mengganggu burung walet atau hama walet. seperti; Burung hantu, tikus, kecoa termasuk para penjarah atau pencuri sarang walet; turut berperan dalam penghasilan unduhan sarang burung walet; Di Gresik,
Pasuruan, dan Jember dulu banyak sekarang mulai berkurang,” ujarnya.
Di sisi lain, menurunnya ekspor sarang burung
walet disebabkan oleh kualitas maupun kuantitasnya. Dari segi kuantitas, dia
mengakui bila walet tidak bisa memproduksi tiap bulan. “Produksi walet hanya
bulan-bulan tertentu, seperti Januari hingga Maret ini termasuk bulan basah,
jadi produksinya menurun. Bila bulan kering produksinya meningkat,” jelasnya.
Sementara dari kualitas, walet yang diekspor
dari Indonesia hanya berupa raw material. Kualitas walet, kata dia,
bergantung pada keamanan dan kenyamanan tempat walet; Sedangkan Ekspor
Jatim tahun lalu mencapai sekitar 10 ton, turun cukup signifikan sampai 30%,”
ujarnya.
Ekspor
Sarang Walet Indonesia
Tahun
Kisaran
2009
250 ton
2010
400 ton
2011
300 ton
saya salah satu petani walet di bontang kaltim berharap agar harga sarang walet dapat stabil kembali, jika harga terus merosot ,tidak menutup kemungkinan petani walet akan kolep, memgingat investasi untuk gedung walet relativ besar,trims
BalasHapussaya berharap campur tangan pemerintah sesegera mungkin untuk mencari letak permasalahannya sekaligus solusinya, sbg info bahwa di bontang ( Kota kecil ) terdapat 450-500 gedung walet yg terdiri skala Rumah tangga, sedang dan besar.semoga fihak terkait dapat memberikan langkah nyata, trims
BalasHapusSbgma ungkapan Suswono (Mentri Pertanian RI), yang merasa optimis bahwa export langsung ke china dlm waktu dekat akan dapat diselenggarakan; Smga saja bukan janji tinggal janji, kita tunggu saja realisasi dan upaya pemerintah utk mengatasi kegalauan kita-kita ini (pembudi daya);....Trmksh Mas Priyo telah berkunjung, ke blog yg msh darurat ini (yg terpaksa dibuat krn kegalauan); hik..hik..hik.., Salam
Hapusinformasi yang menarik bagi kami, semoga pemerlntah segera mengambil kebijakan atas ketidak menentuan harga sbw yg amat sangat meresahkan kami di kota indramayu sbg pengelola peternakan sbw, trmkasih;
BalasHapus